Alat Suntik
Alat suntik (
syringe) ditemukan pertama kali tahun 1853 oleh Alexander Wood, dokter asal Skotlandia, dan Charles Gabriel Pravaz, ahli bedah dari Prancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, keduanya berhasil menciptakan jarum berongga di bagian tengah, berujung runcing, dan cukup aman untuk menembus kulit. Rongga pada jarum itu berfungsi untuk mengalirkan obat. Jarum itu kemudian diberi nama jarum hipodermik. Jarum suntik awalnya hanya digunakan untuk mengalirkan obat penahan rasa sakit saat operasi saja. Namun, jarum itu kemudian juga digunakan untuk mengalirkan berbagai obat yang tak mungkin dimasukan lewat mulut (diminum).
Rontgen
Sinar rontgen ditemukan tahun 1895 oleh ilmuan fisika asal Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen. Sinar ini diberi nama sinar X karena dianggap misterius dan ditemukan tanpa sengaja. Ketika itu, Rontgen sedang mengadakan uji coba sinar katoda di laboratoriumnya. Saat itu lah tanpa sengaja ia menemukan sinar yang bisa menembus berbagai benda, termasuk kulit dan daging, kecuali tulang. Sinar X kemudian dimanfaatkan dalam bidang kesehatan untuk memeriksa bagian dalam tubuh pasien. Sinar rontgen dalam tingkat radiasi lebih tinggi juga dimanfaatkan untuk radioterapi, yaitu untuk menghancurkan tumor ganas atau mencegah pertumbuhannya.
Stetoskop
Stetoskop berasal dari kata
stethos (dada) dan
skopeein (memeriksa). Alat ini ditemukan tahun 1816 oleh dokter asal Prancis, Rene Theophile Hyacinthe Laennec. Ketika itu, ia menciptakan stetoskop sederhana dari kayu berongga. Dengan alat itu, dokter dapat mendengarkan suara organ tubuh manusia,terutama bunyi paru-paru dan detak jantung. Seiring berkembangnya zaman, stetoskop pun makin moderen. Kini stetoskop terdiri dari
open bell (bagian yang ditempelkan pada pasien), selang untuk menghantarkan suara serta
earpiece yang dipasang pada telinga.
Tensimeter
Tensimeter atau disebut juga sphygmomanometer adalah alat untuk mengukur tekanan darah. Alat ini ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Ritter von Bosch pada tahun 1881. Hingga tahun 1901, beberapa ilmuwan terus berusaha menyempurnakan tensimeter tersebut. Namun, tidak ada yang benar dan akurat. Hingga pada tahun 1905, ahli bedah Rusia, Nikolai Korotkov berhasil mengembangkan tensimeter moderen yang lebih akurat. Alat ini terdiri dari senuah pompa, sumbat udara, kantong karet dan pembaca tekanan berupa air raksa.